Oleh-oleh dari Cirebon
Kangen mengendarai Vespa, jadi ingat dulu tahun 1999 pake PX 150 (lupa tahun berapa), sementara teman yang lain ada yang bawa Honda Tiger, Honda Astrea, Yamaha Alpha, satunya lagi lupa motor apaan, semuanya berboncengan dari Malang ke Bromo lewat Nongkojajar, mantaf abis naik Vespa, tanjakan lumayan kuat, bahkan sampe ngetril-ngetril karena berat beban belakang, cuma isi 7 liter bisa pulang pergi dan bensin masih bersisa.
Cerita lainnya adalah ikut teman gabung dengan Malang Vespa Club, puter-puter kota Malang asyik juga…
Cerita lain lagi, dua Vespa dengan 4 orang, saat itu aku adalah boncenger, dari Malang mau ke bumi perkemahan Cangar yang berada setelah pemandian air panas Cangar – Batu Malang, masuk jurang sedalam 10 meter, untung Vespanya tertahan patok semen sebagai pembatas jalan.
Dan aku lebih suka pake Vespa daripada naik motor bebek, lebih suka naik Honda C70 daripada motor-motor terbaru saat itu, kesan klasiknya yang aku suka 🙂
Mei 14, 2013 pukul 1:07 pm
joss
Mei 14, 2013 pukul 1:10 pm
ajib klasiknya 😀
Mei 14, 2013 pukul 1:12 pm
retro abis
Mei 14, 2013 pukul 1:23 pm
pernah
ber
vespa
jaman
akhir
kuliah
Mei 14, 2013 pukul 1:28 pm
sama dulu dari SMA, walau bukan punya sendiri
rasanyo…lemak nian…:)
Mei 14, 2013 pukul 3:50 pm
Wah plat no vespa kab.Cirebon tuh
Mei 14, 2013 pukul 3:54 pm
Desa Pabuaran hehe
Juni 5, 2013 pukul 5:13 pm
Ya fenomena tersebut terjadi di negeri kita ini, namun seiring berjalannya waktu, sudah tidak asing di Jakarta berlalu motor-motor besar dengan kapasitas silinder lebih dari 1/2 liter, katakan Kawasaki ER6, Kawasaki Versys, Ducati, dan sebagainya, bahkan sudah sering saya melihat motor-motor >800cc.