Cara Jitu Membersihkan Jalur Transjakarta dari Kendaraan Lain

Posted on Updated on

IMHO (In My Humble Opinion) sebetulnya ada cara jitu agar jalur transjakarta (busway) tidak digunakan oleh kendaraan lain, caranya adalah:

1. Contra Flow bus Transjakarta

Contra Flow untuk bus Transjakarta menurut saya ini adalah solusi tepat yang pertama, karena dengan begini hanya pengendara dengan nyali yang gede yang mau head to head dengan bus Transjakarta.

Bagaimana tidak? Bus Transjakarta mengarah ke Barat, sementara kendaraan lain yang menggunakan busway mengarah ke Timur.

latihan atret cepat!
latihan atret cepat!

2. Pemberian wewenang penuh kepada polantas untuk meminta uang tilang ditempat

“Hukuman berupa tilang Rp 500.000 hingga Rp 1.000.000 bagi pengendara yang bandel dan nekat menerobos jalur busway”, wow! nilai yang besar jika harus masuk kantong polantas, tapi saya setuju jika uang tilang tersebut harus masuk kantong para polantas, artinya akan banyak polantas yang standby di jalur busway, dan ini sangat efektif.

tilang!
tilang!

Asal ada syaratnya yaitu “dilarang membayar kurang dari nilai yang telah ditentukan”, so mereka yang menerobos jalur Transjakarta harus rela merogoh kantong dalam-dalam karena perbuatan mereka.

3. Pertinggi batas busway dengan jalur lain

solidaritas para pelanggar hukum
solidaritas para pelanggar hukum

Dari gambar di atas bisa simpulkan sendiri.

4. Palang pintu otomatis di halte Transjakarta (tambahan per tanggal 28 November 2013)

Ya! dengan sensor khusus transjakarta saja, palang pintu otomatis terbuka, bagaimana jika selain Transjakarta? Jangan harap terbuka brosis!

palang pintu

5. Perbanyak armada bus Transjakarta

Solusi terakhir adalah perbanyak armada bus Transjakarta, agar semua orang beralih ke transportasi umum.

Dan jangan lupa, bukan sekedar banyak, tapi kenyamanan, dan tarif yang terjangkau, keamanan harus menjadi poin utama.

sumber gambar: bonsaibiker.com dan om google

12 respons untuk ‘Cara Jitu Membersihkan Jalur Transjakarta dari Kendaraan Lain

    Maskur said:
    November 25, 2013 pukul 12:20 pm

    benarrrr.
    ..
    .

    Duinnn said:
    November 25, 2013 pukul 4:54 pm

    1. Serem, takut ada pengendara yang lupa, atau pengendara ikut kontra flow juga kalau macet parah.
    2. Terjadi peningkatan jumlah orang yang ingin menjadi polantas.
    piss.
    3. dan 4. setuju

      Adhitya Ramadian responded:
      November 25, 2013 pukul 4:59 pm

      hehe,
      poin 1 boleh aja, tapi kalo pas transjakarta berhenti ya…silakan ikut berhenti
      poin 2 sayangnya saya tidak bisa menjadi polantas hehehe

    setia1heri said:
    November 25, 2013 pukul 5:33 pm

    gambar kedua…perwujudan nilai2 gotong royong #glodak 😆
    http://setia1heri.com/2013/11/24/nope-khs-disadap-oh-no/

      Adhitya Ramadian responded:
      November 27, 2013 pukul 9:40 am

      hahaha

    tutug said:
    November 25, 2013 pukul 7:00 pm

    Peristiwa ini membuat saya prihatin, betapa buruknya kedisiplinan masyarakat Jakarta. Sungai sudah dikotori sampah, trotoar digunakan berjualan, sekarang jalur busway diterobos pula.
    Beruntunglah saya bukan orang Jakarta.

      Adhitya Ramadian responded:
      November 27, 2013 pukul 9:42 am

      betul, padahal kalo mau lihat langsung, jalur non transjakarta tidak terlalu padat, pernah waktu pulang kantor, mereka yang di jalur transjakarta tersendat oleh bis yang jalannya lambat, lumayan saya kasih jempol ke bawah buat mereka

    extraordinaryperson said:
    November 26, 2013 pukul 7:09 pm
      Adhitya Ramadian responded:
      November 27, 2013 pukul 9:42 am

      begitulah negeri tercinta xixixi

    Aa Ikhwan said:
    November 28, 2013 pukul 5:27 pm

    lanjutken 😀

Tinggalkan komentar